Selasa, 27 Mei 2014

Cinta Sang Ilmuwan di Masa Revolusi Rusia


Setelah diumumkannya Peraturan Pencegahan Kelahiran dengan Penyakit Keturunan pada 14 Juli 1933, sekitar 400.000 orang mengikuti program sterilisasi secara paksa di Jerman. Sebagian besar dari mereka adalah pasien di rumah-rumah sakit jiwa dan lembaga-lembaga kesehatan lainnya. Antara 1939 dan 1945 lebih dari 250.000 orang yang cacat fisik dan mental dibunuh sebagai bagian dari sebuah operasi rahasia yang dikenal sebagai T-4. Para arsitek utama program pembersihan ras yang dicanangkan oleh Nazi itu, termasuk Dokter Eugen Fischer, tidak pernah dihukum untuk kejahatan mereka.
Setelah kepergian terakhir ayahnya ke Amerika Serikat pada Oktober 1933, kesehatan mental Eduard Einstein merosot drastis. Dia menghabiskan sisa tiga puluh dua tahun hidupnya sebagai pasien rumah sakit jiwa Burgholzli di Zurich, tempat dia menjalani berbagai perawatan, termasuk terapi insulim dan elektro-konvulsif. Dia tidak pernah berjumpa lagi dengan ayahnya.
Setelah tiba secara diam-diam di New York, Albert Einstein menduduki sebuah jabatan penting di Institute of Advanced Study di Princeton, New Jersey. Di sana dia melanjutkan penelitian tentang teori Medan Terpadu yang menyita sebagian besar perhatiannya. Dia masih mencoba menyelesaikan rumus hitungan untuk penelitiannya itu saat terbaring di rumah sakit beberapa jam sebelum kematiannya pada April 1955. Namun, kerja kerasnya selama lebih dari dua puluh lima tahun tersebut kini dianggap hanaya menghasilkan sedikit sumbangan ilmiah oleh para fisikawan. Prinsip-prinsip utama mekanika kuantum belum berhasil dipatahkan.
Pada 1986, surat-menyurat yang sebelumnya dirahasiakan antara Albert Einstein dan Mileva Maric dibuka untuk publik. Surat-surat itu mengungkap untuk pertama kalinya keberadaan seorang anak perempuan yang lahir dari pasangan ini setahun sebelum pernikahan mereka. Anak itu dipanggil Lieserl (Elisabeth) dan dilahirkan pada 27 Januari 1902, mungkin di Titel, sebuah desa yang saat itu menjadi wilayah provinsi Vojvodina, Austro-Hongaria. Ada bukti bahwa dia menderita keterbelakangan mental. Namun, riwayat yang sebenarnya mengenai gadis itu tetap misterius hingga kini.

sumber: Philip Sington, 2009, The Einstein Girl, London : Harvil Secker

di dalam novel ini terkisah tentang anak perempuan yang ditemukan dalam keadaan penuh luka dan amnesia. salah satu psikiatri bernama Martin Kirsch mengenalnya bahkan mencintainya. namun, bila ia mengakuinya pada pihak rumah sakit ataupun kepolisian yang mengurus tentang kasusnya, dikhawatirkan ia akan dianggap sebagai pelaku atas semua ini. gadis ini sangat menggemari Einstein, hingga pada saat ditemukan, ada suatu kertas yang menyebabkan ia mendapatkan julukan "Pasien E" untuk The Einstein girl ataupun E untuk Elisabeth. inilah kisah cinta yang gelap dari seorang ilmuwan di masa Revolusi dahulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar